Home
Bisnis Dynasis Online
Gabung Yuk di Dynasis
Spirit Lessons
Kesaksian Hidup
Translation Results
Kehidupan & Karakter
Detik
Kompas
Jawapos
KapanLagi.com
Suara Pembaruan
Pikiran Rakyat
Astaga
Suara Merdeka
Time
World News
Times Online
MSNBC
BBC News
SKY News
LA Times
Daily Mail
Australia News
Times
USA Today
Weekly World News
CBS News
Fox News
Christian Monitor
New York Post
AU News
US News
News of the World
Daily News
World Press
FT News
CNN News
Jakarta Post News
Scientist News
Oggix.com : Free Shoutbox & Complete Blog Tools
Last Update on July 20, 2008 at 02:39 a.m
[Created by Immer]
|
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah
[Thursday, July 31, 2008 » 2:13 PM]
Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. 1 Timotius 6:8 Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup". Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
Belajarlah untuk berkata "Cukup"
Bersyukurlah senantiasa....
G B U N o v i e
posted by Immer Manalu at
Join Online Dynasis at Dynasis Online Network
|